PEMIMPIN SERTA TUJUAN MEMIMPIN.
Oleh; Nelly Yoman,SH.
Manusia Adalah Makhluk Sosial.
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungannya. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentu tidak mudah, Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok , lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Setiap Manusia Adalah Pemimpin
Setiap manusia yang dilahirkan didunia ini dari awal hingga akhir pada dasarnya adalah pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pemimpin berarti sebagai “mengetuai atau mengepalai dan memenangkan paling banyak.” Jadi, dapat diartikan bahwa seorang pemimpin merupakan orang yang terpilih dari sekelompok individu yang berfungsi sebagai pemandu, pelatih, serta pemilik kebijakan segala hal terhadap kelompoknya. Sepatutnya pemimpin itu berperilaku yang baik, taat beragama, selalu memikirkan kepentingan yang dipimpinnya dengan tidak melakukan kesalahan yang fatal, serta juga menjadi contoh teladan terhadap apa yang ia pimpin.Pemimpin adalah individu yang memiliki program dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin. Pertama, apakah seorang pemimpin dilahirkan atau dijadikan ?.Kedua, apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?.
Untuk menjawab pertanyaan pertama bahwa “pemimpin itu dilahirkan”, melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
Faham yang menyatakan bahwa “pemimpin dijadikan” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa,caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.Sondang P. Siagian (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif jika seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya ditopang oleh pengetahuan teoretikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi.
Pertama, keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dialihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain.
Kedua, keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.
Setiap Pemimpin Memimpin Dengan Gayanya Sendiri.
Dalam kita berbangsa dan bernegara negara di negara demokrasi ini setiap pemimpin dipilih langsung oleh rakyat dengan dilakukannya Pemilu. Dari hasil pemilu tersebut akan melahirkan pemimpin untuk memimpin masyarakat itu sendiri dalam kurun waktu 5 Tahun yaitu Bupati/Walikota, Gubernur Sampai dengan Presiden hanya bisa menjabat dalam 2 periode apabila dalam pemilu ia terpilih kembali. Sedangkan anggota legislatif juga sama dipilih dalam 5 tahun sekali. Namun dilihat kinerjanya baik menurut masyarakat maka bisa dipilih terus dalam beberapa periode.
Dan setiap pemimpin terpilih pasti mempunyai Visi dan Misi kerja ke depan yang sudah mereka Kampanyekan dalam pemilu itu sehingga, setelah menjadi pemimpin seorang pemimpin itu harus mengerjakan sesuai dengan apa yang sudah diprogramkan. Tentunya setiap pemimpin ingin yang terbaik untuk rakyatnya. Tidak ada pemimpin di dunia ini yang tidak ingin rakyatnya menderita, sebab mereka dipilih oleh rakyat itu sendiri.
Setiap pemimpin memimpin dengan gayanya sendiri, sehingga kami tidak bisa membandingkan pemimpin tersebut dengan pemimpin terdahulunya maupun pemimpin itu dengan pemimpin di wilayah lain. Karena tentunya hikmat yang Tuhan berikan kepada setiap pemimpin itu berbeda sehingga mereka memimpin dengan strategi mereka yang sudah dipertimbangkan dengan baik-baik.
Tentu juga setiap pemimpin itu memutuskan segala sesuatu bukan pendapat sendiri sewenang-wenang karena sebagai kepala daerah, Namun kita harus mengetahui bahwa sang pemimpin mempunyai pembantu disemua bidang yang ada sehingga sebelum memutuskan segala sesuatu mereka pastinya mengadakan rapat-rapat mencari solusi terbaik untuk melakukan suatu keputusan. Sebagaimana keputusan tersebut akan berdampak langsung kepada pembangunan maupun masyarakat di wilayah tersebut. Oleh sebab itu seorang pemimpin dalam mengambil keputusan tidak semudah membalikkan telapak tangan namun namun sangat memperhitungkan akibat dari keputusan dikeluarkan. Seorang pemimpin sangat mengetahui dan memikirkan rakyat di seluruh wilayah yang ia pimpin. Tanggung jawab yang begitu besar diemban oleh sang pemimpin itu tidak pernah ditontonkan kepada rakyatnya. Dan seorang pemimpin tidak pernah tenang karena dia tahu bahwa dari setiap keputusan yang dikeluarkan akan terdapat pro dan kontra di masyarakat.
Pertanyaannya apakah pemimpin itu bisa salah?, Jawabannya Ia, karena pemimpin itu manusia biasa dia bukan tuhan sehingga apapun bisa salah. Kecuali Tuhan karena Tuhan tidak pernah salah, kalau pemimpin itu umat ciptaan sehingga mempunyai keterbatasan sehingga dalam kepemimpinannya bisa salah dan hal itu wajar.
Tujuan Pemimpin (Kepala Daerah) di Papua Bagian Pengunungan.
Sudah tiga bulan Wabah Virus Corona atau Covid 19 Melanda hampir seluruh di dunia kita bisa melihat sebagaimana peran para kepala daerah atau Bupati dalam menangani kasus wabah yang membunuh manusia dengan tidak mempedahkan status golongan dan sebagainya. Dan wabah ini membuat kelaparan hampir seluruh pelosok tanah air bahkan hampir seluruh dunia.
Dalam hubungannya dengan peranan pemerintah mengupayakan menjaga warga masyarakatnya masing-masing dengan dikerahkan semua daya dan kemampuan untuk menjaga masyarakat agar masyarakat dijauhkan dari penyebaran virus ini. Itulah tujuan pemimpin sesungguhnya untuk menjaga rakyat dari ancaman-ancaman virus yang mematikan ini.
Namun ada beberapa pemimpin yang sangat terang-terangan memanfaatkan peluang ini dengan tujuan terselubung. Ada pemimpin yang yang selalu berkampanye dengan program-program penanganan dengan selalu mempublikasikan hasil kinerjanya di media. Seakan-akan mereka yang terbaik. Pemimpin seperti ini menjual atau mempromosikan diri bahwa dirinya adalah pemimpin yang hebat dan peduli dengan rakyat sehingga setiap netizen dalam memberikan tanggapan maupun komentar dinilai dari hasil publikasi media tersebut.
Saya sebagai penulis menilainya disisi yang berbeda. Sesuai pengamatan penulis para pemimpin yang kita bahas ini mempunyai tujuan yang berbeda, dan momen ini hanyalah pemanfaatan untuk mereka kampanye. Karena beberapa pemimpin yang berlomba adu program tersebut adalah semuanya Bupati 2 periode sehingga mempunyai tujuan dan ambisi yang lain. Karena sebagaimana pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua semakin dekat maka dengan begini mereka membangun imeks mereka dipublik dan berusaha mengambil simpati rakyat Papua. Karena setiap kegiatan yang mereka lakukan selalu ada yang mempublikasikan. Dan hasil publikasi itu menjadi bahan perdebatan di grup-grup media massa ini dengan saling membanding-bandingkan pemimpin yang satu dengan yang lain. Orang yang tidak cermat dalam mengkonsumsi berita termakan dengan strategi ini sehingga sangat gencar dalam menjatuhkan pemimpin lain.
Adapula pemimpin dengan kegiatan yang selalu di-update di sosial media, namun banyak protes dan Aksi Demo yang terjadi di daerahnya. Hal seperti ini menggambarkan pemimpin itu mempunyai tujuan yang berbeda. Saya pribadi menilai pemimpin dari daerah yang ia pimpin karena daerah yang dipimpin itu adalah patokan pemimpin itu layak atau tidak?. Harga diri pemimpin itu ada di daerah yang dipimpinnya karena kita bisa membedakan selama 2 periode atau 10 tahun itu apa saja terobosan yang dibuat, dan pembangunan ,imprastruktur apa saja yang dibangun dan perubahan ekonomi , SDM dan daerahnya seperti apa? Hal kecil ini sangat penting karena harga diri pemimpin itu ada di daerah itu. Orang di sosial media tidak tahu menahu daerahnya seperti apa, bisanya mereka hanya menilai dari informasi dari sosial media. Saya sebagai anak daerah kalau saya mau membandingkan pembangunan di kabupaten pengunungan yaitu diluar dari kabupaten , Jayawijaya,Nabire,Mimika, hanya puncak jaya yang maju, mohon maaf tapi selain dari itu saya melihat masih belum?.
Kritik Dan Saran.
Dimana ada pemerintah dan kepemimpinan harus ada pihak oposisi untuk sama-sama mengontrol pembangunan. Kritik dan saran itu boleh di negara demokrasi ini dari siapa saja. Dari Partai politik, intelektual, akademis, Mahasiswa dll. Tujuannya untuk masukan dan mengingatkan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan itu.
Banyak sekali cara-cara mengkritisi pemimpin, bukan asal kritik tapi harus disertai dengan pendapat sebagai saran. Dan harus jelas dasar kebijakkan apa yang kita kritisi berdasarkan informasi dan berita yang sumbernya dipercaya maupun akurasi beritanya valid.
Saya sangat tidak etis melihat kelakuan beberapa bupati kita digunung yang menurut saya mereka hanya memanfaatkan momentum Virus ini menjadi jalan mereka menuju menaikan popularitas mereka dengan ambisi untuk memimpin Papua ke depan.
***Sekian ***”